![]() |
Foto bersama usai sekolah menulis sesi ke-3 materi puisi bersama Yazid Arif pada Rabu (18/9) di Aula Pasanggrahan KPMJB, Distrik 9, Nasr City [Fakhri] |
Cairo, KPMJB Mesir—Yazid Arif, ketua FLP Mesir mengisi sesi puisi Sekolah Menulis KPMJB pada Rabu (18/9). Berbeda dengan sesi pertama dan kedua, kelas yang digelar di Aula Pasanggrahan ini menyuguhkan materi sastra.
Setidaknya ada tiga trik yang diberikan Yazid kepada peserta untuk bisa menulis puisi. “Ada tiga cara untuk menulis puisi. Pertama membaca atau mendengarkan, kedua merasakan, ketiga berani,” tuturnya, Ketua FLP Mesir.
Sebelum menulis puisi, yang pertama bisa kita lakukan adalah membaca atau mendengarkan puisi orang lain terlebih dahulu, baru kemudian menulis. Untuk pemula, tidak mengapa mengikuti alur atau gaya mereka terlebih dahulu. Karena bagaimanapun, tulisan kita nantinya akan banyak menyerupai apa yang sering kita baca dan dengar. Kemudian yang kedua, kita bisa merasakan terlebih dahulu apa yang akan kita tulis. Rasa itu bisa didapat di mana saja. Bisa dengan perenungan atau jalan-jalan dengan memerhatikan keadaan sekitar. Kemudian yang ketiga adalah berani. Berani menulis, berani mempublikasikan, dan berani dikritik,” jelasnya lebih lanjut.
Selain memberikan Trik menulis puisi, di tengah materinya, Yazid yang juga merupakan Ketua Panitia pada acara “Seminar Bersama Kang Abik” beberapa bulan yang lalu ini juga menuturkan bahwa menurutnya, puisi adalah tulisan bebas yang tidak memiliki standar khusus yang bisa dijadikan patokan paten akan bagus tidaknya sebuah puisi. Dia berharap supaya seluruh peserta percaya diri dan tidak takut untuk menulis dan mempublikasikan karyanya.
![]() |
Pemaparan materi puisi bersama Yazid Arif pada Rabu (18/9) di Aula Pasanggrahan KPMJB, Distrik 9, Nasr City [Fakhri] |
“Sama seperti bakso, pempek dan cillok. Semuanya merupakan makanan. Tapi, kita tidak bisa menilai enak tidaknya bakso dengan memakai standar pempek, enak tidaknya pempek dengan standar bakso, enak tidaknya bakso dengan standar cilok. Begitu juga dengan puisi. Jadi yang bisa menentukan bagus tidaknya sebuah puisi adalah kita sendiri dengan standar yang kita punya. Jadi jangan takut dikomentari jelek sama orang. Terus berkarya saja,” jelasnya.
Acara yang dimulai pada pukul 14.15 ini diikuti dengan antusias yang baik dari peserta. Selain mendapatkan materi, peserta juga langsung dikasih tugas dan kemudian dibacakan langsung di depan pemateri dan seluruh peserta, serta kemudian langsung dikomentari oleh pemateri.
“Di sini narasumber dan peserta itu seperti simbiosis mutualisme yang sama-sama saling menguntungkan dalam kebaikan. Peserta dapat materi dari narasumber dan narasumber pun dapat tambahan pengetahuan dari peserta, intinya sama-sama belajar,” ungkap Yeni, salah satu peserta Sekolah Menulis saat ditanya komentarnya akan keberlangsungan acara.
Di akhir acara, Akbar selaku moderator yang juga merupakan salah satu penanggung jawab Sekolah Menulis menghimbau seluruh peserta agar terus kometmen mengikuti seluruh kegiatan dan rangkaian acara Sekolah Menulis hingga akhir. Dia juga berharap agar mereka memaksimalkan kesempatan yang telah diberikan sebaik mungkin, hadir tepat waktu, mengerjakan seluruh tugas yang diberikan, juga memaksimalkan keberadaan grup dan mentor, sehingga nanti hasil dari Sekolah Menulis ini benar-benar bisa terlihat dan dirasakan.
[Reporter: Ahmad Hakiki]
![]() |
Penyerahan sertifikat oleh Gubernur KPMJB (Mahmud) kepada pemateri kelas puisi (Yazid) pada Rabu (18/9) di Aula Pasanggrahan KPMJB, Distrik 9, Nasr City [Fakhri] |