![]() |
Sumber foto di sini. |
Silaturahim berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu (صلة) dan (الرحم). Kemudian jika ditinjau dari segi Ilmu Nahwu, maka dua kalimat yang disatukan ini dinamakan ‘Mudhaf dan Mudhaf Ilaihi’ dan memiliki makna yang khusus (Ma’rifat) bukan umum (Nakirah).
Adapun arti Silaturahim dari dua kata itu yakni menyambung rahim. Sedangkan makna dari kata silaturahim secara umum yaitu menyambung kasih sayang dengan saudara serahim atau senasab, satu nenek moyang. Dan makna secara khususnya yaitu menyambung kasih sayang dengan saudara sesama muslim/mukmin.
Urgensi Silaturahim
Ada beberapa hadis-hadis yang menerangkan tentang pentingnya silaturahim baik itu kepada kaum muslim tentunya dan juga bahkan kepada nonmuslim (kafir) . Hal inilah yang terjadi pada zaman Nabi Saw., bahwa datang seorang gadis yang menemui Rasul dan bertanya tentang silaturahim kepada orang kafir.
ﻋَﻦْ ﺃَﺳْﻤَﺎﺀَ ﺑِﻨْﺖِ ﺃَﺑِﻲ ﺑَﻜْﺮٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻗَﺪِﻣَﺖْ
ﻋَﻠَﻲَّ ﺃُﻣِّﻲ ﻭَﻫِﻲَ ﻣُﺸْﺮِﻛَﺔٌ ﻓِﻲ ﻋَﻬْﺪِ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻔْﺘَﻴْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻗُﻠْﺖُ ﻭَﻫِﻲَ ﺭَﺍﻏِﺒَﺔٌ ﺃَﻓَﺄَﺻِﻞُ ﺃُﻣِّﻲ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻧَﻌَﻢْ ﺻِﻠِﻲ ﺃُﻣَّﻚِ
Dari Asma` binti Abu Bakar ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ berkata :
“Ibuku yang musyrik, pada masa Rasulullah, datang mengunjungiku. Maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah. “Ibuku mengunjungiku dengan mengharap hubungan baik. Apakah aku boleh menyambung (hubungan) dengannya?” Rasul menjawab, “sambunglah (hubungan dengan) ibumu!” (H.R. Bukhori-Muslim)
Melalui hadits di atas diterangkan bahwa Islam itu agama yang tentram/damai bahkan kepada kaum kafir pun demikian halnya, terkecuali jika mereka yang memulai memerangi/mendzalimi kaum muslim terlebih dahulu (lihat: Q.S. al-Baqarah : 190-191) dan bagi kaum muslim musuh mereka ialah orang-orang dzalim (lihat: Q.S. al-Baqarah : 193).
Kategori dzalim dalam Islam itu ada dua yaitu dzalim kepada Allah (syirik) dan dzalim kepada manusia (mereka yang menyakiti manusia). Dalam ayat ini bukan orang yang syirik melainkan orang yang berbuat dzalim kepada kita dengan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan
harta benda, ketidakadilan, dsb.
Kemudian terdapat hadis-hadis lainnya yang berkenaan dengan silaturahim, di antaranya:
“Dari Abu Hurairah r.a ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menghubungkan tali kekerabatan.” Riwayat Bukhari.
ﺍﻟﺮَّﺣِﻢُ ﻣُﻌَﻠَّﻘَﺔٌ ﺑِﺎﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺗَﻘُﻮﻝُ ﻣَﻦْ ﻭَﺻَﻠَﻨِﻲ ﻭَﺻَﻠَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﻄَﻌَﻨِﻲ ﻗَﻄَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪ
“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dan sanksi bagi orang yang memutus tali kekerabatan yakni tidak akan masuk surga. Sebagaimana hadits Nabi Saw.:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan/pemutus silaturahim.” HR. Bukhari Muslim.
Waallahu ‘Alam Bisshawaab
#ArraasikhuunaFilIlmi