Empat Mahasiswa Jawa Barat di Al-Azhar Khatam 30 Juz Alquran, Begini Kisah Singkatnya!

Must Read

Tim Sepak Bola Siliwangi Masuk Final Indonesian Games, Pelatih: Awalnya Kita Enggak Berekspektasi Untuk Juara

Kairo, KPMJB Mesir—Tim sepak bola Siliwangi, perwakilan Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB), berhasil menuju final cabang olahraga sepak...

Sempat Tertinggal Dari Tim Bola Voli Putri KKS, Tim Bola Voli Putri KPMJB Tempati Podium Pertama

Kairo, KPMJB Mesir – Meski sempat tertinggal dari tim bola voli putri KKS, tim bola voli putri KPMJB raih...

Tim Basket Siliwangi Pastikan Diri Jadi Juara Setelah Taklukan Tim Basket KMA Dengan Skor Akhir 93-64.

Kairo, KPMJB Mesir— Tim basket Siliwangi KPMJB memastikan diri menjadi juara di final Indonesian Games 2021 setelah menaklukkan tim...
Para hafiz asal Jawa Barat yang sedang menempuh studi di Kairo Mesir. Dari kiri, Fahmi, Cici, Aar dan Iip. [Dok. Pribadi]

Kairo-Berstatus sebagai pelajar di Universitas Al-Azhar Kairo tidak sedikit pun menghalangi empat mahasiswa/i asal Jawa Barat ini untuk mengkhatamkan hafalan 114 surat dari 30 juz Alquran. Meski dihadapkan dengan segudang aktivitas kampus dan kemahasiswaan yang terkadang beriringan, mereka bisa mengatur dan memadukannya dengan baik. Selasa, 03 April 2018 menjadi hari kebahagian bagi tiga dari empat hafiz tersebut, pada Selasa malam itu mereka diwisuda oleh para ustadz dari Majelis Qur’an Abu Amru Abbas El-Akkad atau majelis Alquran yang masyhur dengan nama Maqura di Aula Pasanggarahan KPMJB, Distrik 10, Madinah Naser, Kairo.  


Di bawah bimbingan ustadz Arif Wardani, Lc., M.Hum ketiga mahasiswi tersebut sukses menjadi hafidzah ke-55, 57 dan 58. Mereka adalah Iip Toyibah, hafizah ke-55, Cici Purwati, hafizah ke-57 dan Aar Rahmawati, hafizah ke-58.  Dalam wisuda kemarin malam itu, Maqura mewisuda 5 hafizah yang mukim di Rumah Tahfiz Maqura Wati.
Iip Toyibah

Iip Toyibah adalah mahasiswi kedatangan tahun 2014. Mahasiswi alumni Pon-Pes Darunnajah 2 Bogor ini memulai hafalan qurannya sejak tahun 2014. Mahasiswi yang akrab disapa Teh Iip ini juga mengaku sangat kesulitan untuk membagi waktu. Antara waktu ngampus dan waktu menghafal. Namun, solusi terbaik menurutnya adalah dengan mengatur waktu sebaik mungkin. Selain itu, menurut warga BBOKARD (Bekasi, Bogor, Karawang, Depok) ini, menghafal juga harus disertai dengan motivasi.  

“Ana biasanya kalau mau kuliah harus menghafal dulu. Jadi gak bisa pergi keluar kalau belum hafalan atau  harus nyiapin hafalan dari malem. Agak sulit emang membagi waktu yang sama-sama penting dalam keseharian kita, tapi Alquran itu pembawa keberkahan. Jangan pernah takut ketika kita selalu bersama Alquran!”
Tidak sembarang orang bisa menghafal Alquran, menurut Iip selama kita bersungguh-sungguh dan istiqamah niscaya hafalan itu akan melekat dan tidak akan hilang.  “Hati yang tulus tidak akan pernah bosan apalagi menyerah untuk membaca dan penghapal Alquran. Karena ia yakin rasa lelah nya akan terganti dg kemuliaan disisi rabb Nya.”
Cici Purwati

Cici Purwati adalah mahasiswi kedatangan tahun 2015. Mahasiwi alumni Pon-Pes Ummul Qura Al-Islami Bogor ini memulai hafalannya di Maqura tahun 2016.  Selain kuliah dan menghafal, Cici juga sibuk dengan aktivitas organisasi. Ketika awal masuk Maqura, Cici merupakan bagian dari dewan pengurus Keputrian KPMJB. Setelah di tahun 2017-2018 ikut menjadi kru buletin Manggala, periode 2018-2019 ini Cici didapuk menjadi Pemimpin Umum. Namun, bagi Cici itu bukan masalah. Permasalahannya adalah dia harus tetap menghormati waktu dan hafalannya.
“Biasanya saya muroja’ah setiap pagi dan malam bersama teman-teman yang lain. Saya selalu meluangkan waktu untuk menghafal Alquran setiap sebelum berangkat kuliah dan tidak lupa menyetorkan setiap selepas kuliah. Saya punya prinsip bahwasannya menyibukkan diri bukan berarti harus meninggalkan al qur’an.”
Meski demikian, Cici juga banyak berhadapan dengan masalah. Menurut Cici, masalah terbesar bagi wanita adalah hati. Cici sangat ketat banget dengan urusan hati.

“Banyak cobaan , salah satunya cobaan hati . Ketika kita harus menghafal Alquran sebisa mungkin hindari hal yang bersangkutan dengan hati , hindari hal yang bersangkutan dengan lawan jenis . Karena semua hal itu sangat mengganggu sekali.”
Aar Rahmawati

Aar Rahmawati adalah mahasiswi kedatangan tahun 2014. Alumni Pon-Pes Khusnul Khotimah Kuningan ini mulai menghafal di Maqura sejak 2015. Lika-liku menghafal banyak dirasakan Aar selama menghafal di Maqura. Aar mengaku kadang ia senang, kesal dan sedih. Namul, hal itu tidak lantas membuatnya menyerah. Aar merasa selalu dianugerahkan kemudahan semasa ia menghafal.
“Walaupun banyak liku-liku yang dialami ketika menghafal. Kesel ketika menghafal yang tak kunjung lancar, bahkan sampai nangis pun sering saya alami ketika  menghafal. Saya merasa Allah selalu memudahkan urusan saya dalam hal apapun, terkadang tanpa disadari sekalipun. Dekat dengan Alquran itu indah.”

Aar juga mengaku merasa kesulitan. Menurut Aar, terkadang untuk fokus ke satu hal itu ada hal lain yang terkorbankan, namun bukan berarti mengenyampingkan. Awal-awal antara kuliah dan menghafal imbang, tapi ternyata banyak godaan nya. Aar memastikan bahwa dirinya harus tegas kepada dirinya. Karena ia tidak akan pernah berani bermain-main dengan jadwal dan tujuan. Begini pesan Aar bagi mereka yang sedang dan akan menghafal Alquran.
“Upgrade niat  semata-mata hanya karena Allah, cari komunitas penghafal Alquran, lalu gabung dengan mereka. Karna kita tanpa jamaah adalah rapuh. Dan bersabar ketika menghafal kalam Allah itu akan lebih masuk ketika hati dan jiwa kita tenang. Dan tetep istiqomah.”
Fahmi Rizki Maulana

Fahmi Rizki Maulana datang ke Mesir pada tahun 2015. Berbeda dengan ketiga mahasiswa Jawa Barat lainnya, alumni Pondok Modern Darus Salam Garut ini memulai hafalannya di Daar El Waseela. Mulai menghafal awal Oktober 2017, selama 6 bulan (akhir Maret 2018) Fahmi bisa menyelasaikan hafalannya. Menariknya, selama 2 bulan terakhir Fahmi menanggalkan HP hanya demi fokus pada hafalannya.

”Menghafal Alquran bukan perkara mudah atau susah, yang ada hanyalah sabar dan pasrah dibarengi dengan harakah dan langkah, dengan itu kita akan menemukan arah untuk sampai kepada hidayah, setelah hidayah didapat maka akan ada sakinah di dada, dengan sakinah melahirkan istiqomah, sehingga akhirnya sampai ke nihayah. Sabar, sabar dan istiqomah, menghafal sedikit lebih namun istiqomah lebih disukai dari pada menghafal banyak namun terhenti.”

Menurut Fahmi, Alquran ibarat seorang wanita yang tak mau diduakan, ketika penghafal menduakan Alquran (tidak memprioritaskannya) maka Alquran akan bertindak sama bahkan enggan untuk berada dalam dada penghafal itu. Mahasiswa Sawarga (Garut) ini mengatakan, Alquran dengan kuliah bukanlah dua unsur berbeda, bukan pula sisi yang saling bertolak, justru keduanya ibarat sepasang suami istri yang tak bisa dipisah, keduanya harus bersama tuk melahirkan keturunan, begitu pula Alquran dan kuliah. Keduanya harus bersama tuk melahirkan ilmu yang berkah.

Demikian kisah Fahmi dengan hafalannya. Terlepas dari itu semua, hal yang menjadi nomer wahid bagai Fahmi adalah bagaimana mengatur waktu dengan baik. Kalau saja waktu itu diatur dengan tepat, Fahmi mengatakan, “Insya Allah semua target bisa beriringan dengan irama nada yang sama buat masa depan kita”. Fahmi juga melanjutkan, “Harus ada yang kita korbankan tuk mendapatkan perhargaan Alquran.”
Reporter: Nurkhaliza Garnis – Abdul Fatah Amrullah

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest News

Tim Sepak Bola Siliwangi Masuk Final Indonesian Games, Pelatih: Awalnya Kita Enggak Berekspektasi Untuk Juara

Kairo, KPMJB Mesir—Tim sepak bola Siliwangi, perwakilan Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB), berhasil menuju final cabang olahraga sepak...

Tim Sepak Bola Siliwangi Masuk Final Indonesian Games, Pelatih: Awalnya Kita Enggak Berekspektasi Untuk Juara

Kairo, KPMJB Mesir—Tim sepak bola Siliwangi, perwakilan Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB), berhasil menuju final cabang olahraga sepak bola pada ajang Indonesian Games...

Sempat Tertinggal Dari Tim Bola Voli Putri KKS, Tim Bola Voli Putri KPMJB Tempati Podium Pertama

Kairo, KPMJB Mesir – Meski sempat tertinggal dari tim bola voli putri KKS, tim bola voli putri KPMJB raih podium pertama pada pagelaran final...

Tim Basket Siliwangi Pastikan Diri Jadi Juara Setelah Taklukan Tim Basket KMA Dengan Skor Akhir 93-64.

Kairo, KPMJB Mesir— Tim basket Siliwangi KPMJB memastikan diri menjadi juara di final Indonesian Games 2021 setelah menaklukkan tim basket KMA, Rabu (24/11/21) dengan...

Masuk Final Lomba Tenis Meja Ganda Putra Indonesian Games, Restu: Itu Emang Hoki Juga

Kairo, KPMJB Mesir—Pemain tenis meja ganda putra Restu Hidayatullah dan Fathi Robbani yang mewakili Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) Mesir, sukses masuk final...

More Articles Like This

_________________
×

Struktur Organisasi KPMJB Periode 2021

________________
×

Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) merupakan suatu wadah pemersatu dan wadah kehidupan bermasyarakat bagi mahasiswa dan warga Jawa Barat yang berdomisili di Mesir. KPMJB berperan sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kreativitas warga untuk membantu dan mewujudkan program-program Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, membentuk manusia yang beriman, berilmu dan beramal, berkepribadian tinggi serta bertangggung jawab kepada agama, nusa dan bangsa.

Kehadiran Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) tak bisa dilepaskan dari unsur mahasiswa Jawa Barat di Mesir. Inisiatif berdirinya KPMJB merupakan kehendak bersama masyarakat Jawa Barat ketika semakin bertambahnya jumlah mahasiswa asal Tatar Pasundan yang menuntut ilmu di Mesir.

Organisasi ini berdiri pada tanggal 10 November 1977 sebagai perwujudan rasa kebersamaan selaku orang Jawa Barat, sekaligus sebagai refleksi keakraban serta kekompakan dalam meraih kesuksesan yang dicita-citakan. Para founding father KPMJB kala itu terdiri dari 4 orang. 1) Dudung Abdul Halim, MA. dari Tasikmalaya, 2) Endang Yusuf, Lc. dari Garut, 3) Sulaeman, Lc. dari Tanggerang, dan 4) Abu Bakar, Lc. dari Gorontalo. Perkumpulan warga Jawa Barat ini lebih memilih nama kekeluargaan dan kemasyarakatan. Dengan sebuah harapan KPMJB mampu menjadi wadah kegiatan kemasyarakatan (sosial), pendidikan, dakwah dll., untuk lebih merekatkan tali silaturahmi antaranggota sebelum terjun di Jawa Barat. Selain itu, organisasi ini menjungjung tinggi nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian).

Keberadaan KPMJB dengan Jawa Barat lebih hanya karena ikatan emosional kedaerahan. Dan sama sekali tidak ikatan formal-birokratis dengan Pemerintah Jawa Barat. Nama inilah yang membentuk sebuah sikap kekeluargaan, dengan latar belakang dan adat istiadat yang sama sehingga menjadi wahana strategis untuk menumbuhkan sikap sauyunan dalam segala aspek kehidupan: beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pada awal berdirinya, kehidupan KPMJB terkesan nomaden, berpindah dari apartemen ke apartemen. Hal ini dikarenakan tidak ada tempat khusus untuk sekretariat organisasi sebagai sentral kegiatan.

Pada periode Sibli Wardi, MA, tahun 1984 seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, KPMJB mulai memiliki sekertariat bertempat di Building 26 lantai 9 Hedr el-Thony St. Nasr City Cairo. Waktu itu KPMJB beranggotakan sekitar 60 (enam puluh) orang. Sampai tahun 2005 sekretariat KPMJB sering berpindah-pindah tempat karena selalu bermasalah dengan pihak tuan rumah. Bahkan pada tahun 1999 periode Abdullah Fikry Basya, sekretariat KPMJB terpaksa diusir oleh tuan rumah karena flat yang ditempati oleh KPMJB akan dijual.

Dalam hal dengan kepemimpinan organisasi, dari semenjak tahun 1977 sampai tahun 2006, pimpinan KPMJB telah mengalami pergantian kepengurusan DP-KPMJB sebanyak 19 kali dan 2 kali kepengurusan reshufle disebabkan pulangnya Ketua Umum. Begitu pun dalam periodisasi kepengurusan DP KPMJB. Dari mulai tahun 1977 sampai 1997, pimpinan KPMJB menjabat selama 2 tahun. Namun seiring dengan perubahan jadwal kurikulum di Universitas Al-Azhar, dari tahun 1997 sampai sekarang, masa jabatan kepemimpinan KPMJB dibatasi menjadi 1 tahun saja. Sampai saat sekarang, telah terjadi pergantian kepengurusan DP-KPMJB sebanyak lebih dari 25 kali.

VISI dan MISI

Visi KPMJB (Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat) adalah menjadi wadah kesatuan organisasi mahasiswa/i Mesir yang bertujuan untuk melahirkan mahasiswa/i yang berwawasan IPTEK dan IMTAQ serta profesional di bidangnya.

Misi KPMJB Mesir:

1. Menjalin komunikasi dan mempererat silaturahmi dan membangun jaringan antara anggota dan alumni dalam rangka meningkatkan solidaritas.

2. Meningkatkan peran KPMJB Mesir agar menjadi organisasi dengan memantapkan keberadaan organisasi di kalangan anggota, masyarakat dan pemerintahan.

3. Mengembangkan sikap ilmiah dan sikap keahlian anggota melalui kegiatan dan tradisi ilmiah agar mampu berperan aktif dalam agama dan pembangungan nasional.

4. Mengembangkan organisasi sebagai wadah koordinasi kegiatan dan forum komunikasi untuk mewujudkan partisipasi anggota dalam pengabdian masyarakat sesuai etik dan agama.

Sekretariat: Mecca Tower No.17 Blok 28 Flat 201-202 9th District Nasr City, Cairo, Egypt

Last Update Apr.20.04.2020