Kpmjb, Kairo—Diaspora pelajar ke berbagai negara bukan pemandangan yang asing, tak terkecuali peminat Universitas Al-Azhar, Mesir. Yang dalam tiga tahun ini tak kurang dari seribu pelajar asal Indonesia berbondong-bondong untuk menimba ilmu di Universitas tertua yang bergelar kiblatnya ilmu.
Berbekal segudang harapan serta keyakinan untuk menimbah ilmu di ladangnya. Universitas Al-Azhar memang jago soal pesona khazanah keilmuannya, dengan membeludaknya calon mahasiswa ini perlu perhatian khusus juga lebih serius untuk membantu meraih harap serta cita yang tertanam sedari kampung halaman.
Senior Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) dalam kesempatan pendataan keanggotaan kekeluargaan dan orientasi mahasiswa ini menunjukan kepedulian mereka. Baik dalam organisasi kemahasiswaan ataupun kekeluargaan, mereka berlomba-lomba untuk memberi pengarahan terhadapa calon Mahasiswa Baru.
Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB) Mesir, salah satu kekeluargaan yang terus melakukan berbagai cara yang inovatif dalam memperkenalkan sekelumit ataupun panjang lebar tentang dunia perkuliahan Al-Azhar Al-Syarif, serta memperkenalkan hal-hal yang dapat menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran pelajar Jawa Barat di Mesir.
 |
Foto Mahmud Abdullah Gubernur KPMJB 2019-2020 Mesir saat menyampaikan sambutan pada acara ORMABA (04/02/20). (Sumber: Dok. Binfotek/Asror Maulana). |
Secara umum tujuan ORMABA adalah untuk “memberikan pembekalan kepada Mahasiswa Baru agar lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan, khususnya kegiatan pembelajaran dan kemahasiswaan.” Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi KEMENDIKBUD tahun 2014.
Kekeluargaan KPMJB pun tak absen dalam mewujudkan tujuan ini, sedari ORMABA KPMJB 2019 hingga 2020 ini banyak improve bahkan nyaris sukses. Hal tersebut terlihat dari adanya transisi dari yang semulanya dilakukan indoor menjadi outdoor.
Ada berberapa alasan positive pandang Rofi Dwi Cita selaku ketua panitia ORMABA 2018 “Alasan adanya pergantian tempat dari indoor menjadi outdoor karena kita memandang perlu diadakannya perubahan konsep ORMABA (indoor) yang pasif dan monoton menjadi lebih aktif dan menyenangkan sehingga edukasi keormabaan bisa lebih diterima oleh mahasiswa baru yg rata-rata masih berusia remaja.”
Menelisik baiknya pengadaan ORMABA di ruangan terbuka, Irfan, ketua panitia ORMABA KPMJB 2019 menegaskan alasannya dengan friendly “Ya alasannya outdoor itu lebih seru, dan nggak menjenuhkan. Sedangkan kalau indoor kita cuma duduk diam mendengar materi. Paling lama-lama malah tidur, beda sama di luar kira lebih bisa meng-explore alam, lebih fresh, lebih santuy, dan lebih mengena”.
Kesan baik bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya yang selalu dijunjung menjadi nilai positif kegiatan orientasi mahasiswa indonesia di Mesir ini. Berbeda dengan Ospek yang ada di Indonesia, dalam artian tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan, senioritas (menaruh respect karena jenjang), mengubah kepribadian sesuai dengan doktrin yang diinginkan senior.
 |
Foto peserta ORMABA saat mengisi form keanggotaan pada acara ORMABA (04/02/20). (Sumber: Dok. Binfotek/Asror Maulana) |
ORMABA yang bertemakan “Dedikasi Azhari Untuk Negeri” ini banyak memperkenalkan tentang kegiatan kemahasiswaan, yang tentunya setelah memperkenalkan yang berkaitan dengan dunia perkuliahan. Efisiensi waktu dan acaranya juga terbilang maksimal, itu bisa dibuktikan dengan pembagian pos, dalam artian untuk memperkenalkan berbagai bidang yang akan menunjang perkuliahan para peserta didik.
Anggota dibagi menjadi berbagai kelompok yang kemudian mereka diperkenalan dengan kemajemukan Masisir. Di antaranya ada lima pos dan setiap pos punya peran masing-masing. Sebut saja pos kepemimpinan, di sana mereka digembleng berbagai hal yang berkaitan dengan kepemimpinan, karakteristik, manajemen, cara menjadi pemimpin dan lainnya. Juga disebutkan beberapa institusi, afiliatif dan oraganisasi lainnya yang sesuai dengan genre kepemimpinan.
Selain itu ada juga pos keilmuan, sudah pasti di sana membicarakan markaz-markaz keilmuan, khususnya agenda serta kegiatan akademik yang diadakan oleh KPMJB sendiri. Serta pos-pos lain seperti pos Media dan Jurnalistik, pos Siliwangi yang berkitan dengan keolahragaan dan pos terakhir yang berhubungan dengan darah seni, yaitu pos LSGP untuk mewadahi para peserta yang ingin belajar serta merawat kebudayaan dan seni Sunda. Kesemua isi dari pos ini sudah difasilitasi oleh KPMJB.
 |
Foto kelompok 10 saat menghampiri pos kepemimpinan pada acara ORMABA (04/02/20). (Sumber: Dok. Binfotek/Feliani Fahila) |
Ketika memperhatikan para peserta yang semuanya adalah Calon Mahahsiswa Baru, sudah menjadi barang pasti mereka itu orang-orang yang masih mempunyai semangat membara dan sangat disayangkan jika tidak diarahkan pada hal yang baik.
Seolah menjadi tradisi warisan, karena dari dulu sampai sekarang sangat minim sekali orang yang mampu balance dengan berbagai prioritas masisir, seperti perkuliahan, kajian, talaqi, organisasi, bahkan ada yang terjun dalam dunia bisnis.
Tidak ada unsur judgement bagi siapa pun dan apa pun yang mereka tekuni, hanya mengingatkan bahwa jika ada kesalahan maka ini tugas bersama untuk mengingatkan dan mengembalikan kesadaran mereka yang asalnya punya harapan dan cita-cita, tapi nyaris terlupa dengan tujuan awal.
Baik karena fokus pada suatu bidang ataupun tidak punya kesempatan meraih harapannya karena kendala adanya gangguan dari faktor lain. Seperti yang ditegaskan di awal mengenai kemajemukan dan pesona Mesir, Masisir dipandang sangat beragam.
Dalam momen dan kondisi para peserta orientasi ini sangat layak untuk memberikan stereotype baru, supaya balance kegiatan di Mesir ini benar-benar jadi pertimbangan, sebab itu adalah sesuatu yang fundamental. Tanggung jawab bukan sekedar memberi dan memfasilitasi hal yang menunjang keilmuan dan kegiatan mereka, tapi ada hal lain yang juga pentingnya, yaitu upaya untuk membatasi mereka dari ketidakseimbangan.
Penulis: Feliani Fahila
Editor: Salma Azizah Dzakiyyunnisa
Hoke Gaes